LANGITSULTRA.COM | KENDARI – Petugas kesehatan Puskesmas Puuwatu, gencar menjalankan program pemerintah dalam upaya penanganan anak penderita tumbuh kembang atau stunting di wilayah Kecamatan Puuwatu, Kendari, Sulawesi Tenggara (Sultra).
Realisasi program tersebut salah satunya dilaksanakan melalui gerakan ‘sweeping stunting’. Gerakan jemput bola petugas puskesmas dilakukan dengan turun langsung ke masyarakat mendata balita yang potensial masuk indikator stunting.
Minggu (30/06/2024) sore, petugas Puskesmas Puuwatu menyasar anak-anak balita di Kelurahan Tobuuha. Kegiatan dipusatkan di Masjid Hassanatul Khair, Jalan Bersih Hatiku, Kelurahan Tobuuha. Para ibu balita dikumpul kemudian petugas mendata identitas balita mereka untuk selanjutnya ditimbang dan diukur berat badannya.
Kepala Puskesmas Puuwatu, Agustina Tosepu menjelaskan sweeping stunting ini sebagai bentuk intervensi puskesmas dalam percepatan penanganan stunting sesuai program nasional.
Pengukuran tinggi dan berat badan balita jadi indikator petugas untuk mengetahui apakah sang balita menderita kurang gizi atau stunting.
Bila teridentifikasi kurang gizi maka petugas melakukan pendampingan dan pemberian asupan makanan yang dominan mengandung karbohidrat
Namun bila terindikasi kategori mengalami stunting maka petugas kesehatan mengintensifkan melakukan edukasi dan pendampingan kontinyu melalui suplay makanan tambahan yang mengandung banyak protein.
“Sweeping stunting ini langkah efektif mengetahui balita yang terindikasi stunting. Bisa diketahui dari berat badan per tinggi badan, dan perlakuan indikator stunting beda dengan gisi kurang indikasi 2 dibawah standar deviasi minus dua koma nol”, terang Agustina.
Kepala Kecamatan Puuwatu, Ratriyansyah Halip mengapresiasi masifnya gerakan sweeping stunting yang melibatkan UPTD KB Puuwatu, Puskesmas Puuwatu, Babinsa, Camat, lurah, hingga RT RW.
Ratriyansyah menyebutkan sejak sweeping stunting dilaksanakan 26 Juni lalu, realisasinya 95 persen dari target 4.010 balita di Kecamatan Puuwatu yang sudah mendapatkan pengukuran dan penimbangan badan.
Dari jumlah itu beberapa balita yang tersebar di sejumlah kelurahan ada terindikasi stunting. Pihak kecamatan bersama puskesmas Puuwatu bergerak cepat melakukan pendampingan untuk memberi edukasi penerapan pola hidup sehat plus asupan makanan tambahan dengan bergizi yang cukup.
Untuk program intervensi stunting ini lanjut Ratriyansyah, pemerintah Kota Kendari menerapkan program anak asuh dimana pemerintah bersama lembaga swasta intens memberi bantuan makanan tambahan.
“Alhamdulillah, melalui pak wali kota sudah ada program anak asuh dimana pemerintah bersama lembaga swasta rutin memberi bantuan makanan tambahan bagi balita di Kecamatan Puuwatu yang terindikasi menderita stunting,” katanya.
Di tempat yang sama Kepala Kelurahan Tobuuha, Arianto mengatakan pihaknya sangat serius dalam prevalensi penanganan stunting. Pihaknya masif mengedukasi masyarakatnya terkait pentingnya penerapan pola hidup bersih dengan perbaikan anitasi lingkungan, air bersih, dan pemberian asupan makanan bergizi bagi balita.
Perhatian pihak kelurahan juga tertuju kepada kelompok ibu hamil dengan edukasi positif untuk senantiasa memeriksakan kandungan mereka di puskesmas dan klinik kesehatan.
“Jadi kami intens mengedukasi masyarakat melalui UPT Posyandu di lingkungan masyarakat Kelurahan Tobuuha, sekaligus memberikan pemahaman pentingnya hidup sehat dengan sanitasi lingkungan bersih, dan pola asupan makanan bergizi agar balita mengalami tumbuh kembang yang normal,” tukasnya.
Menurutnya, kolaborasi penanganan stunting di wilayahnya akan berpengaruh positif terhadap peningkatan kualitas hidup masyarakat ke depan.
Tim Liputan : Langit Sultra
Editor : Ewa