LANGITSULTRA.COM | KENDARI – Sebanyak 105 titik lokasi yang terindikasi terdapat kasus demam berdarah mulai dilakukan fogging oleh Dinas Kesehatan Kota Kendari sejak awal Januari 2024.
Kepala Bidang Pencegahan dan Pengendalian Penyakit (P2P) Dinas Kesehatan Kota Kendari, Ellfi, mengatakan bahwa proses pengasapan ini hampir merata di seluruh kecamatan di Kota Kendari.
“Dimana, pengasapan terbanyak dilakukan di Kecamatan Baruga sebanyak 26, disusul Kecamatan Kendari Barat 19 dan Kecamatan Wua-wua sebanyak 11 titik”, ungkapnya pada Kamis (18/1/2024).
Menurutnya, fogging dilakukan harus memenuhi sejumlah persyaratan sebab fogging bukan merupakan cara mencegah perkembangbiakan nyamuk Aedes aegypti.
“Fogging hanya dilakukan pada wilayah dengan kasus demam berdarah, dan hanya dilakukan setelah dilakukan penyelidikan epidemiologi untuk memastikan bahwa kasus tersebut disebabkan oleh virus dengue. Selain itu, fogging hanya dilakukan jika ABJ di wilayah tersebut kurang dari 95%, yang berarti masih terdapat potensi penularan DBD”, jelasnya.
Terkait meningkatnya kasus DBD bulan Januari ini, dinas kesehatan mengimbau masyarakat Kota Kendari tetap tenang, kemudian melakukan aksi pemberantasan sarang nyamuk melalui upaya 3M Plus.
“3M Plus yaitu Menguras tempat penampungan air; Menutup tempat-tempat penampungan air; dan Mendaur ulang berbagai barang yang memiliki potensi untuk dijadikan tempat berkembang biak nyamuk Aedes aegypti yang membawa virus DBD pada manusia”, terangnya.
Dia juga meminta kepada masyarakat untuk menjadi duta pencegahan DBD, minimal di lingkungan dan rumah sendiri.
“Karena kalau kita sudah menjamin bahwa di lingkungan atau rumah kita sudah tidak ada tempat berkembang biaknya nyamuk, maka kita akan terhindar dari penyakit DBD”, bebernya.
Ellfi menyampaikan, ciri-ciri orang yang terkena serangan DBD antara lain, demam yang berkepanjangan, demam yang disertai nyeri bagian kepala, terdapat bintik-bintik merah di kulit, serta sering mual dan muntah saat sakit demam.
Editor : Fitho