LANGITSULTRA.COM | KOLUT – Kebocoran data pemilih dalam situs kpu.go.id milik Komisi Pemilihan Umum (KPU) yang diduga dilakukan oleh hacker Jimbo berhasil meretas sekitar data 204 juta pemilih Pemilu Serentak 2024 dan didistribusikan di situs BreachForums. Situs tersebut biasanya digunakan untuk menjual data-data hasil peretasan.
Muh. Rafly Ramadhan, Ketua Komisariat Ikatan Mahasiswa Muhammadiyah (IMM) Al-Khawarizmi Fakultas Teknik Institut Teknologi dan Sains (Intens) Muhammadiyah Kolaka Utara (MKU), mengatakan bahwa kebocoran data pemilih ini merupakan hal yang sangat serius.
“Kebocoran data pemilih ini dapat membahayakan keamanan dan privasi pemilih, dan juga dapat digunakan untuk tujuan-tujuan yang tidak baik, seperti kampanye politik yang tidak adil atau bahkan manipulasi hasil pemilu”, ujar Rafly kepada wartawan, Sabtu (2/7/2023).
Menurut Rafly, dampak kebocoran data pemilih ini dapat menyebabkan hasil pemilu yang tidak akurat dan tidak demokratis. Hal ini karena data pemilih dapat digunakan untuk menargetkan pemilih dengan informasi yang salah atau menggiring opini pemilih.
“Kebocoran data pemilih ini juga bisa menjadi peluang bagi pihak-pihak yang tidak bertanggung jawab untuk memanipulasi hasil pemilu”, kata Rafly.
Rafly pun memberikan rekomendasi kepada penyelenggara pemilu untuk mencegah kebocoran data pemilih. Ia meminta agar penyelenggara pemilu meningkatkan keamanan data pemilih dan tegas ketika ada isu tentang kebocoran data.
“Penyelenggara pemilu juga harus melakukan evaluasi untuk mencari tahu penyebab kebocoran data pemilih ini”, terang Rafly.
Rafly juga berharap agar momentum kebocoran data pemilih ini dapat menjadi sarana untuk meningkatkan kesadaran publik tentang pentingnya keamanan data pribadi. Ia mengimbau masyarakat untuk lebih berhati-hati dalam memberikan data pribadinya, dan hanya memberikan data tersebut kepada pihak yang terpercaya.
“Saya juga berharap agar penyelenggara pemilu kedepannya lebih meningkatkan keamanan data pemilih dengan memanfaatkan teknologi terkini yang sudah semakin canggih”, jelas Rafly.
Adapun Data yang berhasil diretas mencakup informasi pribadi, seperti NIK, nomor KK, nomor KTP, nomor paspor pemilih di luar negeri, nama lengkap, jenis kelamin, tanggal lahir, tempat lahir, status pernikahan, alamat lengkap, serta kode tempat pemungutan suara (TPS).
Tim Liputan : Haswin Kaso
Editor : Fitho