Gegara Percakapan Grup WhatsApp, Pemilik Apotek di Kendari Aniaya Karyawati

LANGITSULTRA.COM | KENDARI – Seorang Apoteker di Kota Kendari menjadi korban penganiayaan yang dilakukan oknum pemilik Apotek disebuah ruko di Malik Raya, Kecamatan Mandonga pada Kamis (30/11/2023).

Hal tersebut diketahui dalam laporan polisi nomor LP/B/424/XI/2023/SPKT/Polresta Kendari/Polda Sultra.

Korban bernama Zahra Sagita Tawulo (26) menceritakan kronologi kejadian yang dialaminya saat berada di apotek tersebut.

Bacaan Lainnya

Peristiwa penganiayaan yang terjadi terhadap dirinya, awalnya ia pergi di apotek pukul 07.35 Wita, selesai membersihkan dipanggil untuk naik di lantai dua, ternyata pintu terkunci.

Kemudian dipanggil masuk di dalam ruangan oleh ERS terduga pelaku yang merupakan pemilik Apotek tempat Zahra bekerja. di dalam ruangan tersebut itu sudah ada teman atau karyawan lainnya.

“Sudah ada teman, menangis, diam, ketakutan. Saya tanya namun tidak menyahut”, ucap Zarah Sagita Tawulo, Jumat (1/12/2023) saat ditemui di rumahnya.

dr. ERS, lanjut Zahra, sudah ada di dalam ruangan tersebut, setelah ia duduk di kursi langsung diperlihatkan handphone dan bertanya apa maksudnya bicara seperti itu.

“Yang diperlihatkan itu isi chatingan atau percakapan kami di dalam group. Apa maksudmu chat seperti itu, dia (dr. ERS) marah langsung dia tampeleng pipi saya hingga putus tali maskerku”, terangnya.

“Kemudian dia jambak rambutku dan dia tendang-tendang saya sambil dia berkata kenapa kobilangi bekek suamiku (Dewa, red). Kohina suamiku sama kohina juga saya. Paling tidak suka kalau saya dihina,” tambahnya.

Selanjutnya dr. ERS memukul dirinya menggunakan tempat tisue dan botoh teh pucuk di bagian lengan kiri dan kanannya hingga memar.

“dr. ERS juga mengancam akan melaporkan kami soal pencemaran nama baik, pelanggaran IT akibat percakapan kami di group khusus karyawan”, tuturnya.

Di lantai dua saya dianiaya mulai jam 8 sampai jam 12 siang. Setelah itu, pukul 13.00 WITa di lantai satu dr ERS marah lagi karena melihat percakapan group, Dimana, sang suami yang berinisial D disebut bencong.

“Dihantam rahangku sampai berdengung pendengaranku. Disitumi saya pingsan. Setelah sadar saya pikir sudah selesai, namun dr. ERS memanggil karyawan lain dan menyampaikan kenapa kamu lebih pilih apotekermu dari pada saya. Sementara saya yang gaji kamu”, beber Zarah yang menirukan ucapan dr. Ershanty Rahayu Safitrinas Yasin.

“Saya dianggap sebagai provokator, sementara saya tidak pernah menghasut teman (Karyawan, red) lain untuk berbicara tidak bagus. Chatingan di group itu sesuai yang mereka rasakan”, lanjut Zahra.

Dalam kesempatan itu, Zarah menyampaikan bahwa dirinya sempat munta dua kali karena tidak dikasih makan sama dr. Ershanty Rahayu Safitrinas Yasin.

“Dari pagi jam 8 sampai jam 4 sore saya tidak dikasih makan hingga saya dijemput dengan orang tua bersama keluarga”, terangnya.

Selain itu, Zarah menjelaskan awalnya ia dijemput dengan adenya, namun dr. ERS mengatakan bahwa dirinya (Zarah, red) sudah pulang. Kemudian dijemput lagi sama teman tetapi dr. ERS menyampaikan hal yang sama.

“Tetapi temanku tidak langsung pulang, namun cerita-cerita dengan karyawan apotek hingga akhirnya dikasih tau kalau saya ada di ruangannya dokter. Selanjutnya temanku menelpon orang tua dan keluarga dan datang menjemput saya”, tambahnya.

Atas kejadian itu dirinya mengalami trauma, karena selama ini tidak pernah dipukul dengan orang tua.

“Pada dasarnya peristiwa pemukulan itu baru pertama kali terjadi. Saya tidak pernah mengalami kekerasan apalagi hingga pingsan”, bebernya.

Sementara itu, orang tua korban, Umar Tawulo mengatakan atas peristiwa yang menimpa putrinya telah dilaporkan kepada pihak kepolisian. Dan ia memastikan bahwa laporan itu tidak akan diatur damai.

“Pasti kita selesaikan. Nanti hukum yang akan mengadili perbuatan dari pelaku (dr. ERS)”, ungkapnya.

Sementara itu, Kasatreskrim Polresta Kendari, AKP Fitrayadi membenarkan laporan tersebut.

“Benar laporannya sudah masuk dan kami sudah terima,” tutupnya.

Editor : Faizal Tanjung

Pos terkait