Beragam Bahasa Daerah di Sultra Jadi Khazanah Kekayaan yang Perlu Dilestarikan

LANGITSULTRA.COM | KENDARI – Pj Gubernur Sulawesi Tenggara (Sultra) Andap Budhi Revianto meminta kepada seluruh masyarakat Bumi Anoa untuk menjaga serta melestarikan bahasa dan aksara daerah agar tidak punah.

Mantan Kapolda Sultra ini mengatakan bahwa pelestarian bahasa dan aksara harus menjadi perhatian agar seluruh elemen bisa berkontribusi di dalam menjaga serta melestarikannya.

Sebagai ilustrasi, sambung dia, Indonesia memiliki 718 bahasa daerah yang tersebar di seluruh wilayah. Untuk Provinsi Sulawesi Tenggara sendiri memiliki sembilan bahasa, yakni Bahasa Tolaki, Muna, Moronene, Wolio, Wakatobi, Kulisusu, Ciacia, Lasalimu-Kamaru, dan Bahasa Culambacu.

Bacaan Lainnya

“Semua bahasa daerah ini jadi khazanah kekayaan bagi kita semua yang harus dilestarikan dan dilindungi. Beragam bahasa ini merupakan simbol dari keragaman budaya yang dimiliki Bangsa Indonesia”, ucapnya saat membuka Kongres Internasional ke-IV Bahasa-bahasa Daerah di salah satu hotel di Kota Kendari.

Dirinya menambahkan bahwa bahasa-bahasa daerah juga merupakan salah satu kekayaan dan keberagaman budaya yang ada di Indonesia.

“Dan tentunya juga meneguhkan identitas Sulawesi Tenggara yang terdiri dari berbagai suku”, jelasnya.

Tak lupa, Perwira Bintang Tiga ini juga mengajak dan mengimbau seluruh lapisan masyarakat untuk bersama-sama melestarikan bahasa daerah sebagai bentuk tanggung jawab untuk generasi penerus bangsa.

“Dinas terkait agar mengumpulkan manuskrip dan arsip terkait kekayaan bahasa dan aksara. Ke depan bahasa-bahasa daerah Sultra akan kita perjuangkan sebagai Memori Kolektif Bangsa (MKB), Ingatan Kolektif Nasional (IKON), dan Memory of The World UNESCO”, terangnya.

Diketahui, Kegiatan tersebut digagas oleh Dinas Perpustakaan dan Kearsipan bekerjasama dengan Kantor Bahasa Provinsi Sultra tahun 2023 dengan mengusung tema “Tapalagi Bahasa dan Sastra, Sultra Mokora” dengan makna “Melestarikan Bahasa dan Sastra, Sultra Kuat”.

Turut hadir dalam kegiatan tersebut, yakni Ketua DPRD Provinsi Sultra, Kepala Badan Pengembangan dan Pembinaan Bahasa, Pimti Pratama Pemprov Sultra, Kepala Kantor Bahasa Sultra, Rektor Universitas yang ada di Sultra, dan 27 Narasumber baik dari unsur Pemerintah, Akademisi, dan juga Pegiat Seni.

Editor : Fitho

Pos terkait