LANGITSULTRA.COM | KENDARI – Wakil Menteri Agama RI, H Zainut Tauhid Sa’adi mengatakan bahwa pemerintah melalui Kementerian Agama menetapkan tahun 2023 sebagai tahun kerukunan umat beragama.
Menurutnya, ini pilihan yang sangat tepat mengingat tahun 2024 bangsa Indonesia dihadapkan pada pesta demokrasi yang harus disukseskan bersama.
“Itulah kenapa Menteri Agama mencanangkan Tahun 2023 menjadi Tahun Kerukunan Umat Beragama, yang dimaknai baik secara internal maupun eksternal”, ungkapnya beberapa waktu lalu saat menghadiri Pekan Tilawatil Quran di Kendari.
Dirinya menegaskan bahwa kerukunan harus dijaga karena bangsa Indonesia adalah bangsa yang plural atau majemuk baik adat istiadat, budaya, bahasa, etnis dan agama.
Sehingga, lanjut Zainut, keberagaman ini harus dirawat karena merupakan sebuah keniscayaan atau sunnatullah yang tidak bisa dihindari.
“Disini pentingnya kita meletakkan dasar bahwa setiap perbedaan harus kita terima, sepanjang perbedaan itu masih dalam batas yang wajar. Indonesia didirikan melalui proses perdebatan dan diskusi yang mendalam oleh tokoh-tokoh agama kita, ketika meletakkan landasan negara”, jelasnya.
Olehnya itu, kata dia, Pancasila disepakati sebagai kalimatun sawa, kalimat yang bisa mempersatukan seluruh anak bangsa. Karena nilai-nilai Pancasila tidak bertentangan dengan ajaran agama apapun.
Selain itu, kata dia, dalam agama ada nilai-nilai universal dan ada nilai-nilai yang partikular.
Namun, seseorang tidak harus kemudian mengambil yang partikular untuk disamakan karena tidak akan sama. Tapi harus mengambil nilai-nilai yang universal, yang akan dijadikan sebagai landasan bersama, sehingga masyarakat bisa hidup rukun dan damai.
“Inilah pentingnya kita merajut ukhuwah atau persaudaraan. Ukhuwah Islamiyah, ukhuwah wathaniyah, dan ukhuwah basyariyah. Pemilu hanya merupakan agenda lima tahunan, namun persaudaraan itu adalah selamanya yang harus kita jaga dan kita rawat. Jangan kita korbankan persaudaraan hanya untuk kepentingan politik sesaat”, terangnya.
Ia mengajak untuk bersama menyukseskan agenda lima tahunan tersebut dengan mengedepankan politik cerdas dan demokrasi yang yang beradab, dengan merawat kebhinekaan yang ada melalui saling toleransi, mengedepankan persaudaraan dan mendahulukan kasih sayang.
“Jangan terpengaruh dengan kepentingan sesaat dan kepentingan kelompok. Prinsip kita dalam perbedaan ini, semuanya harus saling menjaga persaudaraan untuk keutuhan Indonesia”, tutupnya.
Editor : Ewa