Pengrajin Asal Maros Olah Bahan Tidak Terpakai Jadi Karya Seni Bernilai Jual

LANGITSULTRA.COM | KENDARI – Bagi setiap orang, memiliki keterampilan untuk mengolah bahan yang tidak terpakai menjadi sebuah karya seni merupakan sebuah karunia.

Hal tersebut terlihat pada kelompok Ano Art yang mengolah limbah kayu menjadi berbagai macam souvenir dan mainan edukasi untuk anak.

Salah satu pengrajin Limbah Kayu Ano Art, Abdul Rasyid mengatakan ia memanfaatkan sisa potongan kayu yang tidak terpakai yang diolah menjadi kerajinan yang mempunyai nilai jual.

Bacaan Lainnya

“Semua kerajinan dari limbah kayu, kami olah menjadi barang yang punya nilai yang tadinya mereka buang tidak berharga, kami pungut dan diolah sehingga bisa membantu perekonomian dan memiliki nilai tambah”, ungkapnya.

Pria yang akrab disapa Diar ini, memang memiliki background dalam bidang kesenian, dengan bakatnya ia membuat desain pada kayu dan diubah menjadi kerajinan.

“Background saya seni rupa, saya melukis, jadi ini konsepnya melukis di desain”, terangnya.

“Ano Art yang sudah ada sejak 2016 itu, kini telah memiliki 10 pengrajin termasuk dirinya”, jelasnya.

Sebagai Informasi, Kerajinan tersebut di banderol mulai dari harga Rp10 ribu, Rp20 ribu, Rp25 ribu dan seterusnya tergantung ukuran dan kerumitan kerajinan. Hingga Rp600 ribu untuk miniatur pinisi.

Untuk mendapatkan souvenir dan mainan dari limbah kayu Ano Art tersebut, anda bisa langsung datang ke bengkel pengrajin Ano Art di Desa Iwoi Mandoro Kecamatan Basala, Kabupaten Konawe Selatan dengan menghubungi Ano Art melalui nomor telepon 082322548163.

Selain itu, masyarakat bisa mengunjungi toko souvenir yang ada di Kota Kendari. Bahkan pemesan bisa memesan sesuai dengan keinginan.

Tim Liputan : Ewa
Editor : Faizal Tanjung

Pos terkait