LANGITSULTRA.COM | KENDARI – Akibat pandemi Covid-19 yang melanda negeri ini, sejumlah sektor pun ikut merasakan imbasnya salah satunya bisnis Les Privat atau Kursus Bimbingan Belajar (Bimbel).
Salah satu bisnis pendidikan yang terdampak yaitu bimbel JILC, yang memiliki dua cabang yang berlokasi di Wua-Wua dan Anduonohu.
Ahmad Muzakir selaku Direktur JILC mengatakan pihaknya membenarkan bahwa sempat menutup sementara sebab adanya instruksi dari pemerintah dalam hal ini Gubernur dan Wali Kota.
Pihaknya mengaku terjadi penurunan omset hingga mencapai 70 persen. Ia berharap, keadaan bisa menjadi normal kembali.
“Kami sempat tutup sekitar 2-3 bulan, setelah kita lihat sudah agak bisa, kita buka kembali tapi dengan protokol kesehatan”, ungkapnya.
Lebih lanjut, Saat ini, pihaknya sudah kembali menerima peserta kursus, namun jumlah jam di kurangi, serta jumlah siswa di batasi.
“Yang dua jam kita kurangi jadi satu jam, jumlah siswanya juga kita batasi, dari siswa yang biasanya sampai 20-an dalam satu ruangan, sekarang paling tinggi 10 orang”, terangnya.
Dirinya menambahkan bahwa sebelum pembelajaran tatap muka (PTM) di sekolah bergulir, orang tua peserta masih berfikir untuk mendaftarkan anaknya.
“Alhamdulillah setelah sekolah di buka kembali, orang tua juga sudah mulai memasukkan anaknya, kami juga sudah mulai tatap muka karena setelah di evaluasi, kebanyakan orang tua siswa mengeluh jika menggunakan sistem online, karena si anaknya kurang terkontrol katanya”, tambahnya.
“Mereka sebagai orang tua senang, karena biar katanya bagaimana kalau pembelajaran online itu masih susah di pahami anak-anak”, jelasnya.
Tim Liputan : Fitho
Editor : Fatan
